KONSEP
TERAPI LINGKUNGAN
Lingkungan
telah didefinisikan dengan berbagai pandangan, lingkungan merujuk pada keadaan
fisik, psikologis, dan social diluar batas system, atau masyarakat dimana
system itu berada (Murray Z., 1985).
PENGERTIAN
Milieu berarti
lingkungan, terapi mileu berarti menggunakan secara efektif lingkungan sosial
sebagai bagian pengobatan. Mulai staf, aktivitas dan semua sumber daya
digunakan untuk memfasilitasi tercapainya fungsi tertinggi pasien.
Komunitas
terapeutik sering dikatakan sebagai awal terapi milieu, pada terapi
ini, pasien diarahkan untuk bertanggungjawab pada pengobatannya dan
staf yang ada akan bersifat demokrasi. Komunitas terapeutik menekankan
kemampuan interaksi pasien dengan lingkungannya.
Terapi milieu
menggunakan seluruh aspek lingkungan sebagai alat terapi. (Greene, 1989). Mulai
dari orang, sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang ada dilingkungan pasien
bertujuan untuk meningkatkan fungsi optimal pasien, pertumbuhan interpersonal
dan proses adaptasi dengan kehidupan di luar rumah sakit. (Garitson, 1988).
Terapi milieu sering juga disebut milieu terapeutik yang berarti
lingkungan yang menyembuhkan.
TUJUAN
MILIEU THERAPY
Menurut
Stuart dan Sundeen:
Ø
Mengembangkan harga diri
Ø
Meningkatkan kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain
Ø
Menumbuhkan sikap percaya pada orang
lain
Ø
Mempersiapkan diri kembali ke
masyarakat
Ø
Mencapai perubahan yang positif
KARAKTERISTIK
MILIEU THERAPY
a)
Pasien
merasa akrab dengan lingkungan.
b)
Pasien
merasa senang /nyaman tidak merasa takut dengan lingkungannya.
c)
Kebutuhan-kebutuhan
fisik pasien mudah dipenuhi.
d)
Lingkungan
rumah sakit/bangsal yang bersih.
e)
Lingkungan
menciptakan rasa aman.
f)
Personal
dari lingkungan rumah sakit/bangsal menghargai pasien sebagai individu yang
memiliki hak, kebutuhan dan pendapat serta menerima perilaku pasien sebagai
respon adanya stress.
g)
Lingkungan
yang dapat mengurangi pembatasan-pembatasan atau larangan dan memberikan
kesempatan kepada pasien untuk menentukan pilihannya dan membentuk perilaku
yang baru.
h)
Memudahkan
perhatian terhadap Px.
i)
Px
merasakan keakraban dengan lingkungan
KARAKTERISTIK
TERAPIS
·
Fleksibel, toleran, demokratis
·
Kerjasama dalam membuat keputusan
·
Jujur
·
Toleran terhadap cemas, konflik,
konfrontasi
·
Berbagai informasi dalam waktu yang
tepat dan orang yang tepat
·
Yakin bahwa semua orang dapat
berubah, tumbuh dan berfungsi secara lebih efektif
(Fotokopi Beck and Rawlins, 1993,
hal.510)
PROSES
KEPERAWATAN
1. Dimensi Fisik
Ø Meliputi semua gambaran konkrit
bagian eksternal kehidupan RS.
Ø Setting’y meliputi:
·
Bentuk
dan struktur bangunan
·
Pola
interaksi masyarakat dan keluarga
Ø Aspek yg m’pengaruhi t’wujud’y
lingkungan fisik terapeutik:
·
Lingkungan
fisik yang tetap
Mencakup:
ü
Bentuk Bangunan Eksternal:
Struktur
luar RS, yaitu lokasi dan letak gedung yang sesuai; di tengah-tengah pemukiman
penduduk serta tidak diberi pagar tinggi. Diharapkan dapat membantu memelihara
hubungan terapeutik pasien dengan masyarakat, memberikan kesempatan keluarga
untuk tetap mengakui keberadaan pasien serta menghindari kesan terisolasi.
ü
Bagian Internal
Meliputi:
o
Penataan
struktur sesuai keadaan rumah tinggal yg dilengkapi ruang tamu, kamar tidur,
kamar mandi, WC, dan ruang makan.
o
Masing-masing
diberi nama U/ m’berikan stimulasi pd Px khusus’y yg m’alami gangguan mental,
merangsang memori dan m’cegah disorientasi ruangan.
o
Ruangan
dilengkapi jadwal kegiatan harian, jadwal terapi aktivitas kelompok, jadwal
kunjungan keluarga, dan jadwal khusus misal’y rapat ruangan.
· Lingkungan fisik semi tetap
Fasilitas-fasilitas berupa alat
kerumahtanggaan meliputi lemari, kursi, meja, peralatan dapur, peralatan makan,
mandi, dsb. Semua perlengkapan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pasien bebas berhubungan satu dengan yang lainnya serta menjaga privasi pasien.
· Lingkungan fisik tidak tetap
Lebih ditekankan pada jarak hubungan
interpersonal individu dengan penataan ruangan serta sangat dipengaruhi oleh
social budaya.
2. Dimensi Psikososial
Lingkungan yang kondusif yaitu
fleksibel dan dinamis yang memungkinkan pasien berhubungan dengan orang lain
dan dapat mengambil keputusan serta toleransi terhadap tekanan eksternal.
Klien: tanggung jawab terhadap
perilaku sehat-sakitnya.
Terapis: semua anggota tim mempunyai tujuan untuk
peningkatan kesehatan Kx.
Prinsip yg perlu diyakini petugas saat b’interaksi dg Px:
1.
Tingkah
laku dikomunikasikan dengan jelas untuk mempertahankan, mengubah tingkah laku
pasien.
2.
Penerimaan
dan pemeliharaan tingkah laku pasien tergantung dari tingkah laku partisipasi
petugas kesehatan dan keterlibatan pasien dalam kegiatan belajar.
3.
Perubahan
tingkah laku pasien tergantung pada perasaan pasien sebagai anggota kelompok
dan pasien dapat mengikuti atau mengisi kegiatan.
4.
Kegiatan
sehari-hari mendorong interaksi antara pasien.
5.
Mempertahankan
kontak dengan lingkungan misalnya adanya kalender harian dan adanya papan nama
dan tanda pengenal bagi petugas kesehatan.
3. Dimensi Intelektual
Warna, lampu/cahaya, suara, temperatur, bau, rasa.
o
Penataan
ruang: tidak komplek (tidak rumit)
o
Contoh
warna:
Biru,
hijau :
Tenang, teduh U/ Kx gaduh
Merah
: Merangsang Kx yang menarik diri
4. Dimensi Emosional
Semua faktor fisik – intelektual – sosial/
psikososial
menghasilkan suasana emosi.
Misal: ‘saya tenang disini’
U/ ini terapis berperan:
Ø Tulus
Ø Empati
Ø M’ciptakan
suasana: hangat, aman, percaya
Ø Mendukung
5. Dimensi Spiritual
Ø Tersedia
tempat beribadah, buku suci
Ø Narasumber
PERAN
PERAWAT DALAM TERAPI LINGKUNGAN
- Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman
- Penyelenggaraan proses sosialisasi
- Sebagai teknis perawatan
- Sebagai leader atau pengelola
JENIS-JENIS
KEGIATAN TERAPI LINGKUNGAN
a.
Terapi
rekreasi
Yaitu terapi yang menggunakan
kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan pasien dapat melakukan kegiatan secara
konstruktif dan menyenangkan serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial.
b.
Terapi
kreasi seni
Ø Dance
therapy/menari
Ø Terapi musik
Ø Terapi
dengan menggambar/melukis
Ø Literatur/biblio
therapy/terapi membaca
c.
Pet
therapy
Terapi ini bertujuan untuk
menstimulasi respon pasien yang tidak mampu mengadakan hubungan interaksi
dengan orang-orang dan pasien biasanya merasa kesepian, menyendiri. Diberikan
terapi dengan merawat binatang – binatang.
d.
Plant
therapy
Terapi ini bertujuan untuk mengajar
pasien untuk memelihara segala sesuatu/mahluk hidup, dan membantu hubungan yang
akrab antara satu pribadi kepada pribadi lainnya. Diberikan terapi dengan
merawat tumbuh-tumbuhan.
TERAPI
LINGKUNGAN PADA KONDISI KHUSUS
a.
Pasien rendah diri (low self
esteem) , depresi (depression) bunuh diri (suicide).
Syarat
lingkungan secara psikologis harus memenuhi hal-hal sbb:
1. Ruangan aman dan nyaman
2. Terhindar dari alat-alat yang dapat
mencederai diri
3. Alat-alat medis, obat-obatan, dan
jenis cairan medis di lemari dalam keadaan terkunci
4. Ruangan harus di lantai satu dan
mudah dipantau
5. Tata ruangan menarik; menempelkan
poster yang cerah
6. Warna dinding cerah
7. Adanya bacaan ringan, lucu, dan
memotivasi hidup
8. Hadirkan musik ceria, tv, dan film
komedi
9. Ada lemari khusus untuk
barang-barang pribadi pasien
Lingkungan
sosial:
1. Komunikasi terapeutik dengan cara
semua petugas menyapa pasien sesering mungkin.
2. Memberikan penjelasan setiap akan
melakukan kegiatan.
3. Menerima pasien apa adanya.
4. Meningkatkan harga diri pasien.
5. Menilai dan meningkatkan hubungan
social secara bertahap.
6. Membantu pasien berinteraksi dengan
keluarganya.
7. Sertakan keluarga dalam rencana
asuhan, jangan membiarkan pasien sendiri terlalu lama di ruangannya.
b.
Pasien dengan Amuk
Lingkungan fisik:
1. Ruangan aman, nyaman, dan mendapat
pencahayaan yang cukup.
2. Pasien satu kamar, satu orang, bila
sekamar lebih dari satu jangan dicampur antara yang kuat dengan yang lemah.
3. Ada jendela berjeruji dengan pintu
dari besi terkunci.
4. Tersedia kebijakan dan prosedur
tertulis tentang protokol pengikatan dan pengasingan secara aman, serta
protokol pelepasan pengikatan.
Lingkungan Psikososial:
1. Komunikasi terapeutik, sikap
bersahabat dan perasaan empati.
2. Observasi pasien tiap 15 menit.
3. Jelaskan tujuan
pengikatan/pengekangan secara berulang-ulang.
4. Penuhi kebutuhan fisik pasien.
5. Libatkan keluarga.
MACAM
– MACAM TERAPI LINGKUNGAN
Model
terapi rehabilitasi yang dapat digunakan untuk membantu seseorang melepaskan
diri dari kecanduan dan merubah perilakunya menjadi lebih baik:
1. Model Terapi Moral
Model terapi rehabilitasi yang dapat
digunakan untuk membantu seseorang melepaskan diri dari kecanduan dan merubah
perilakunya menjadi lebih baik.
2. Model Terapi Sosial
Konsep: program terapi komunitas,
dimana adiksi terhadap obat-obatan dipandang sebagai fenomena penyimpangan
sosial (social disorder).
Tujuan: mengarahkan perilaku yang
menyimpang tersebut ke arah perilaku sosial yang lebih layak. Hal ini
didasarkan atas kesadaran bahwa kebanyakan pecandu narkoba hampir selalu
terlibat dalam tindakan a-sosial termasuk tindakan kriminal.
Kelebihan: perhatiannya kepada
perilaku adiksi pecandu narkoba yang bersangkutan, bukan pada obat-obatan yang
disalahgunakan.
Prakreknya: ceramah, seminar, dan
terutama terapi berkelompok (encounter group).
Tujuannya: melatih
pertanggung-jawaban sosial setiap individu, sehingga kesalahan yang diperbuat
satu orang menjadi tanggung-jawab bersama-sama.
Keunikan: memfungsikan komunitas
sedemikian rupa sebagai agen perubahan (agent of change).
3. Model Terapi Psikologis
Model ini diadaptasi dari teori
psikologis Mc Lellin, dkk yang menyebutkan bahwa perilaku adiksi obat adalah
buah dari emosi yang tidak berfungsi selayaknya karena terjadi konflik,
sehingga pecandu memakai obat pilihannya untuk meringankan atau melepaskan
beban psikologis itu.
Model terapi ini mementingkan
penyembuhan emosional dari pecandu, dimana jika emosinya dapat dikendalikan
maka mereka tidak akan mempunyai masalah lagi dengan obat-obatan. Jenis dari
terapi model psikologis ini biasanya banyak dilakukan pada konseling pribadi,
baik dalam pusat rehabilitasi maupun dalam terapi pribadi.
4. Model Terapi Budaya
Model ini menyatakan bahwa perilaku
adiksi obat adalah hasil sosialiasi seumur hidup dalam lingkungan sosial atau
kebudayaan tertentu. Dalam hal ini, keluarga seperti juga lingkungan dapat
dikategorikan sebagai “lingkungan sosial dan kebudayaan tertentu”.
Dasar pemikiran: praktek
penyalahgunaan narkoba oleh anggota keluarga tertentu adalah hasil akumulasi
dari semua permasalahan yang terjadi dalam keluarga yang bersangkutan. Sehingga
model ini banyak menekankan pada proses terapi untuk kalangan anggota keluarga
dari para pecandu narkoba tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar